Translate

Konflik antara menantu dan mertua..?

Konflik antara menantu perempuan dan mertua perempuannya bukanlah bawaan sejak lahir." kata Dewi mattindas, psikolog,membuka uraian soal perseteruan yang satu ini, sebagaimana ditulis A. Bimo Wijoseno dalam majalah INTISARI. Konflik ini timbul sebagai buah persepsi atau anggapan masing-masing pihak, yang diperkuat orang lain di lingkungannya. Padahal persepsi itu hasil kesimpulan atau penilaian yang belum tentu betul. Namanya saja persepsi, tentu tak lepas dari subjektivitas, pengalaman, dan kecenderungan tiap individu. Sialnya, anggapan tadi kadang disamaratakan, sehingga menjadi stereotipe. jika seorang menantu atau mertua terlalu berpegang teguh pada stereotipe, dampaknya bakal sangat buruk. Persiapan Perang pun menjadi sangat berlebihan. Seorang calon menantu, misalnya bisa saja merasakan jantungnya berdebar-debar kencang bahkan nyaris copot saat diperkenalkan dengan calon mertua. Ada perasaan cemas dan takut yang menggayut. Di pihak calon ibu mertua, peneropongan pun tak kalah berlebihan. Kesimpulan akhirnya bisa menjadi sangat ekstrem, seperti menganggap calon menantunya tidak becus, tidak layak menjadi istri anaknya. Sikap berlebihan ibu mertua tersebut karaena yang bersangkutan merasa sebagai orang yang telah melahirkan, membesarkan, merawat, dan mendidik anak laki-lakinya.
Tak heran banyak ibu akhirnya bersikap sangat protektip terhadap anak lelakinya. Menantu pun dengan gampang menyimpulkan, "mertuaku galak banget, loo..."
Ada baiknya kedua belah pihak yang berseteru memahami posisi dan perannya masing-masing dalam keluarga. apalagi kalau menantu perempuan tinggal di "Pondok Mertua Indah", ia harus sadar betul kalau posisinya l "lebih rendah" dari mertua. Sebagai pendatang baru, dia tidak bisa langsung merenggut seluruh perhatian dan cinta suaminya. Dia juga perlu mempelajari mertuanya, misalnya tentang hal-hal apa saja atau peran apa yang masih tetap ingin dimiliki atau dipertahankan mertua, cari tahu semua itu dari dialog. Jika dialog tidak bisa sering dilakukan, misalnya karena tidak tinggal serumah, ajaklah suaminya menemui ibu kandungnya secara berkala. Ajakan sebaiknya memang datang dari pihak istri agar ibu mertua tahu kalau menantunya sungguh-sungguh memiliki perhatian...




Find Exclusive Tutorial From:

 

0 komentar:

 
© 2009 Belajar & Berbagi Pengetahuan | Powered by Blogger | Built on the Blogger Template Valid X/HTML (Just Home Page) | Design: Choen | PageNav: Abu Farhan