Kebanyakan kita atau masyarakat pada umumnya menganggap bahwa alergi dan intoleransi makanan adalah hal yang sama. Ternyata menurut para pakar keduanya adalah hal yang berbeda, meskipun gejala awal atau indikasi alergi dan intoleransi terlihat sama. Umumnya gejala awal yang biasa ditimbulkan oleh keduanya sama yaitu gejala sakit perut seperti kram, kembung dan diare, namun pada alergi selanjutnya timbul gejala yang lebih patal yaitu ruam, dan gatal-gatal bahkan kesulitan bernafas.
Alergi makanan dapat berakibat fatal dan membahayakan jiwa karena melibatkan sistem kekebalan tubuh, sedangkan intoleransi makanan terjadi karena ketidakmampuan tuubuh dalam mencerna makanan tertentu karena kekurangan enzim yang dibutuhkan untuk mencerna asupan tersebut.
Kasus intoleransi makanan sering terjadi pada anak. Kasus yang paling banyak terjadi adalah intoleransi laktosa. Hal ini terjadi karena tubuh tak mampu mempu memproduksi enzim laktase dalam jumlah yang cukup untuk mencerna makanan. laktosa merupakan satu-satunya karbohidrat dalam susu mamalia. Laktosa merupakan sumber energi yang memasok hampir separuh dari keseluruhan kalori susu (35-45%). ASI mengandung 7% laktosa sedangkan susu sapi mengandung 4% laktosa. Untuk menangani masalah intoleransi laktosa pada anak diantaranya adalah mengkonsumsi secara bertahap, sedikit demi sedikit tapi sering atau anak dapat ditambah dengan mengkonsumsi produk susu rendak laktosa dan susu fermentasi seperti keju atau yogurt.Selain intoleransi laktosa juga terdapat kasus intoleransi gluten. Gluten terdapat banyak pada gandum, roti dan tepung. Apabila anak mengalami gejala intoleransi gluten, maka sebaiknya anak dihindarkan dari mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gandum, roti dan tepung. Sebagai alternatifnya anak dapat mengkonsumsi makanan yang terbuat dari kentang, kedelai, atau beras.
0 komentar:
Post a Comment